Resensi Film Stip & Pensil
Judul resensi :
Identitas film :
Judul film : Stip & Pensil
Sutradara : Ardy Octaviand
Diproduksi oleh : MD Pictures
Pembuat naskah : Joko Anwar
Tanggal rilis : 20 April 2017
Pemeran :
1. Ernest
Prakasa sebagai Toni
2. Ardit
Erwandha sebagai Aghi
3. Tatjana
Saphira sebagai Bubu
4. Indah
Permatasari sebagai Saras
Pendahuluan :
Setelah
sukses dengan Film bergenre horror yaitu Danur: I can See Ghost, MD Pictures
kembali menghadirkan film terbaru dengan genre berbeda yaitu komedi remaja.
Walaupun Manoj Punjabi selaku produser
mengakui kalau film komedi bukan karakter garapan film nya, namun ia dapat
membuktikan dengan keberhasilan film tersebut.
Sinopsis :
Film Stip dan Pensil
bercerita tentang empat sekawan yaitu Toni (Ernest Prakasa), Aghi (Ardit
Erwandha), Bubu (Tatjana Saphira), Saras (Indah Permatasari), yang kaya raya
namun sombong. Hingga pada suatu ketika, mereka dikumpulkan menjadi satu grup
oleh guru dan disuruh untuk mengikuti lomba, membuat sebuah essay mengenai
masalah sosial.
Dari sinilah permasalahan
dimulai. Bukannya membuat essay yang mudah, mereka malah mempersulit diri
dengan melakukan hal yang nyata yaitu membuat sekolah untuk anak jalanan. Dari
sini mereka mulai dihadapkan dengan sulitnya membangun kesadaran anak para
pengemis hingga penggusuran yang rencananya dilakukan oleh pemerintah. Pada
awal pendirian, mereka sedikit demi sedikit mulai kehilangan semangat. Namun
dengan melihat kenyataan mirisnya kesadaran pendidikan disana, mereka tak patah
semangat.
Hingga pada bagian akhir cerita, mereka
ternyata tidak memenangkan lomba tersebut. Tetapi, sekolah khusus yang sudah
mereka dirikan masih berjalan dengan bantuan dari berbagai pihak.
Keunggulan film :
Film
dengan genre komedi ini sarat akan makna mendalam, humlr yang disajikan juga
ringan, cukup segar, dan tidak garing. Dapat disebut bahwa film ini mampu
membawa penontonnya masuk ke dalam alur cerita yang ditata oleh Joko Anwar.
Kemudian
tentang isi cerita itu sendiri, banyak terdapat menyinggung masalah pendidikan
dan kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia. Dimulai dari para orang tua
yang berpandangan bahwa pendidikan hanya membuang-buang waktu, pikiran para
remaja yang keras kepala dan hanya memikirkan bagaimana eksistensinya terlihat,
sampai penggusuran yang diulik menggunakan dua sudut pandang.
Kekurangan film :
Walau
film ini cukup bagus, namun masih ada kekurangan yang terlihat. Pertama,
terdapat beberapa cerita yang sebenarnya tidak perlu ada pada bagian akhir
film. Seperti kisah percintaan yang terkesan hanya menjadi tempelan, dan juga
adegan pertemuan Koh Salim dengan anaknya yang kurang penting dalam film ini.
Menurut keterangan sutradara film
ini, Ardy Octaviand, dalam eksekusinya, banyak sekali improvisasi yang
dilakukan oleh para pemain. Seperti Pandji, dia hanya diberi arahan dan
akhirnya mengimprovisasi sendiri setelah membaca skrip. Namun, dengan banyaknya
improvisasi yang dilakukan, malah justru membuat film ini terkesan dipaksakan
dan kurang natural.
Penutup :
Film
Stip dan Pensil garapan MAnoj Punjabi tersebut sangat layak untuk ditonton oleh
semua kalangan usia. Walaupun film tersebut bergenre komedi namun, film ini
menyinggung masalah social yang ada di Indonesia. Selera humor yang cukup
ringan dapat membuat semua penontonnya dapat terhibur di samping kekurangan
yang terselip dalam film ini.
http://library.uny.ac.id
http://library.uny.ac.id
Komentar
Posting Komentar